GARAGATA, metro7.co.id – Limbah kayu merupakan buangan dari proses produksi kayu yang dapat berupa serpihan atau sisa potongan kayu. Dari serpihan dan sisa potongan kayu tersebut, limbah ini dapat diolah menjadi suatu kerajinan dan menghasilkan barang yang dapat bermanfaat serta bernilai jual.
Desa Garagata merupakan salah satu Desa yang masih bagus vegetasi alamnya sehingga banyak pepohonan yang tumbuh subur. Beberapa dari pengrajin memproduksi kayu tersebut menjadi lemari, pintu, dan lain sebagainya. Dari hasil pengolahan tersebut kemudian menyisakan limbah kayu berupa serpihan dan potongan yang masih dapat dimanfaatkan.
Melihat dari hal tersebut, Pemerintah Desa Garagata berinisiatif untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia yang ada di Desa dengan cara memanfaatkan limbah kayu untuk berkreasi dan menghasilkan barang yang bernilai guna serta bernilai jual. Diharapkan dengan cara tersebut dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Kamis, (17/11/22) di Aula Gedung PKK Desa Garagata, diadakan pelatihan pemanfaatan limbah kayu yang diolah menjadi “Kumpang Parang” atau Sarung Parang. Pelatihan ini melibatkan Bapak-bapak serta beberapa orang Pemuda Desa Garagata yang berminat untuk mengikuti pelatihan tersebut.
Yono Subagio sebagai Narasumber Pelatihan Pengolahan Limbah Kayu, dalam sambutannya, ” membuat kumpang parang sudah ada sejak zaman leluhur nenek moyang kita dahulu, dengan adanya pelatihan ini diharapkan kita dapat menjaga dan meneruskan warisan kebudayaan ini agar tidak hilang begitu saja seiring zaman yang semakin maju. Selain itu juga olahan ini berguna untuk kita, dikarenakan dalam kehidupan sehari-hari kita terbiasa menggunakan parang untuk ke kebun. Maka dengan adanya kumpang atau sarungnya, dapat memudahkan kita untuk membawa parang tersebut. Juga kumpang parang ini dapat bernilai jual yang lumayan jika diolah dengan baik “.
Kepala Desa Garagata, Midra juga berharap agar Pelatihan Pengolahan Limbah Kayu menjadi Kumpang Parang tersebut dapat terus dikembangkan oleh warganya untuk meneruskan warisan budaya agar tidak punah. Seperti dalam sambutannya, ” Kami sangat berharap dengan adanya pelatihan ini, tidak hanya berhenti hari ini saja melainkan agar dapat dikembangkan untuk kedepannya. Dikarenakan membuat kumpang parang ini merupakan salah satu kebudayaan yang ada sejak zaman nenek moyang kita dahulu, berlatih dan belajar pada hari ini sama dengan meneruskan dan menjaga kebudayaan leluhur juga agar tidak punah. Selain itu juga, kita dapat memanfaatkan limbah hasil dari produksi kayu agar tidak terbuang dan menjadi sampah begitu saja di lingkungan”.
Dengan cara memanfaatkan limbah hasil dari produksi kayu yang sudah tidak terpakai, secara tidak langsung merupakan salah satu langkah untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan bebas dari limbah. Karena limbah kayu yang dibuang sembarangan akan mengotori lingkungan dan jika dibakar tentu akan menimbulkan polusi udara yang mengganggu bagi masyarakat.